Thursday 14 April 2016

Fokuslah Pada Karakter dan Bukan Reputasi

Tak ada itu pencemaran nama baik.


Saya sering merasa lucu jika melihat tayangan di TV ada orang yang melaporkan orang lain ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik. Nama baik itu tak bisa dicemarkan oleh siapapun. Karena nama baik kita yang punya, kita yang tentukan, kita yang definisikan, bukan orang lain. Lalu bagaimana bisa tercemar?

Seseorang mengata-ngatai kita sebagai perusak rumah tangga, sebagai koruptor, sebagai orang gak bener, sebagai penipu. Itu hak mereka. Tapi apakah kita seperti yang digambarkan? Mungkin tindakan kita memang mengundang tuduhan itu? Atau mungkin karena orang lain punya motif tertentu mengatakannya, dalam  hal ini berniat menyengsarakan kita dengan tuduhan palsu?

Introspeksi dan evaluasi diri, siapa tahu memang tindakan kita salah? Jika kita tak seperti yang dituduhkan mengapa harus diambil pusing? Melaporkan orang lain dengan tuduhan penghinaan, pencemaran nama baik, tuduhan palsu itu tindakan reaktif yang justru lebih mengundang tanya banyak orang? Mungkinkah kita seperti yang dituduhkan? Buktinya kita bereaksi...

Apa Kata Quotes?


reputasi

BE MORE CONCERNED WITH YOUR CHARACTER THAN YOUR REPUTATION
Fokuslah pada karakter dibanding reputasi

CHARACTER IS WHAT YOU REALLY ARE
Karakter adalah siapa dirimu sesungguhnya

WHILE REPUTATION IS MERELY WHAT OTHERS THINK YOU ARE
Sementara reputasi adalah siapa dirimu menurut orang lain

Jelas sekali bedanya

a. Karakter adalah siapa dirimu yang sesungguhnya.
  • Siapa diri kita, hanya kita sendirilah yang paling tahu. Apakah yang kita suka dan tidak kita sukai. Mau menjadi apa, mau berbuat apa, bagaimana memandang sesuatu yang merupakan misteri bagi orang lain.
  • Karakter itulah jati diri kita yang sesungguhnya. Banyak orang yang menerima dirinya apa adanya dan menampilkan jati diri yang sebenarnya pada orang lain. Dia tampil seperti apa yang memang dimilikinya dan ingin ditampilkannya.
  • Tak sedikit orang yang tampil beda dengan jati dirinya. Dia tidak puas dengan jati dirinya yang sebenarnya dan tak ingin orang lain tahu. Dia tampil sesuai dengan apa yang dipikirnya bagus dan dilihat bagus oleh orang lain. Mereka berusaha memberi kesan yang berbeda karena ingin diterima oleh lingkungannya.
  • Karakter akan melekat dalam diri seseorang sampai kapanpun. Dia sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari dirinya. Yang berubah mungkin cara berpikirnya tapi karakternya akan tetap sama. 
  • Beda dengan orang yang tampil tak sesuai karakternya, orang ini akan berubah-ubah sesuai tuntutan lingkungannya. Dia bisa manis, kasar, jahat, baik, tergantung pada kondisi. Karakter aslinya akan muncul jika dia terdesak.

b. Reputasi adalah apa yang dipikir orang lain tentang dirimu.
  • Reputasi inilah yang sering kita kenal dengan nama baik. Orang yang bereputasi baik adalah mereka yang memiliki nama baik. Orang yang reputasinya baik dikenal sebagai orang baik di lingkungannya, orang terpandang, orang terhormat, orang yang dihargai. Yang menyematkan gelar itu adalah orang lain yang berpikir bahwa yang bersangkutan memang baik. terpandang, terhormat, dihargai dan sebagainya.
  • Mengapa orang menyematkan gelar tersebut? Banyak faktor, mungkin memang tindakannya menunjukkan hal tersebut, mungkin karena dia petinggi/pejabat/orang berpangkat, mungkin karena dia banyak uang (kaya), mungkin orang lain takut, mungkin orang lain ingin menjilat. Alasannya hanya orang lain yang tahu.
  • Tapi reputasi bukan karakter. Karakter adalah real/nyata sementara reputasi adalah artifisial/buatan. Seseorang yang reputasinya baik di mata masyarakat bisa saja punya karakter yang berbeda. 
  • Itu yang bisa menjelaskan kenapa banyak pejabat, anggota dewan, orang berpangkat, orang terkenal, idola, panutan yang berbuat kriminal. Karena mereka ini fokus membangun reputasi dan bukan karakter. Mereka sibuk dengan pencitraan, pemberian kesan yang baik di masyarakat, sementara karakternya tak lebih dari seorang preman pasar. 
  • Mereka inilah yang kebakaran jenggot jika ada yang mempertanyakan reputasinya. Mereka inilah yang suka buru-buru melaporkan orang yang mencemarkan nama baiknya. Karena nama baiknya ditentukan oleh orang lain, bukan oleh dirinya sendiri.

Mengapa kita harus fokus pada karakter daripada reputasi?

  • Karena karakter itu nyata, real, hal yang sebenarnya dan melekat dalam diri pribadi seseorang. Mereka yang punya karakter pantang menyerah akan terus punya karakter itu.
  • Karena karakter itulah jati diri kita yang sebenarnya, tidak ada kepura-puraan di dalamnya dan kita bisa menjalani hidup dengan lebih jujur dan lega.
  • Karakter itu pendapat kita tentang diri sendiri, sementara reputasi adalah pendapat orang lain yang dipikirnya benar tentang kita. Sukses atau tidaknya kita tergantung pada apa pendapat kita tentang diri sendiri dan bukan pada pendapat orang lain tentang diri kita. Pendapat orang lain bukannya tidak penting tapi yang paling penting adalah pendapat kita tentang diri sendiri.
  • Orang bisa menghancurkan reputasi kita tapi tak bisa menghancurkan karakter kita. Karena reputasi itu buatan mereka dan dengan mudah bisa dihancurkan. Tapi karakter adalah milik kita, kita akan hancur jika membiarkannya hancur. Tidak ada yang namanya pembunuhan karakter. Karena yang bisa membunuh karakter kita adalah kita sendiri, bukan orang lain.
Sudah jelas..?? Silakan kembali fokus pada karakter anda. Reputasi bukannya tidak penting, tapi jangan terlalu bangga dengan hal itu. Banggalah dengan karakter asli yang anda miliki.

Salam...

No comments:

Post a Comment