Monday 29 August 2016

Beda Menolong dan Memberdayakan

Jadilah orang baik.


Karena sebenarnya dunia ini hanya butuh banyak orang baik, bukan orang pintar, orang kaya, orang hebat. Karena kalo orang baik udah gak ada lagi, pasti dunia kiamat. Orang jadi berbuat seenaknya, gak merasa perlu membantu apalagi memberdayakan orang lain. Yang dipikirin hanya dirinya, keluarganya, kroninya. Apa aja yang bisa bikin perutnya kenyang itu yang jadi prioritas, persoalan dapatnya dengan cara yang bener ato salah itu hal kedua.

Orang baik pasti suka menolong. Kategori baik artinya dia bisa memberikan sumbangan yang positif bukan hanya pada diri dan keluarganya tapi pada diri orang lain. Jadi manusia yang bermanfaat dan memberi kebahagiaan pada orang lain. Orang baik rezekinya juga baik. Kebahagiaan bisa diperoleh lewat menolong dan memberdayakan orang lain.



Apa kata quotes?


HELPING IS DOING SOMETHING FOR SOMEONE
Menolong adalah melakukan sesuatu untuk seseorang

THAT HE IS NOT CAPABLE OF DOING HIMSELF
yang tak mampu dilakukannya sendiri

ENABLING IS DOING FOR SOMEONE THINGS
Memberdayakan adalah melakukan sesuatu untuk seseorang

THAT HE COULD AND SHOULD BE DOING BY HIMSELF
Yang bisa dan seharusnya dia lakukan sendiri


Menolong adalah melakukan sesuatu yang sama sekali tak bisa dilakukan orang lain sendiri. Misalnya menjadi mata bagi orang buta, menolongnya menyeberang, menolongnya melewati rintangan jalan. Inilah menolong.

Tapi memberdayakan jauh lebih baik dibanding hanya menolong. Memberdayakan bukan hanya sekedar menolong kemudian selesai. Tapi tujuannya jelas, kita menolongnya agar dia bisa menolong dirinya sendiri. Memberi modal pada pedagang kaki lima dengan bunga kecil atau bahkan tanpa bunga sama sekali itu memberdayakan. Bisa saja kita memberi uang 10 ribu, 20 ribu untuk beli makan pada pengangguran tapi itu hanya bisa dia pakai saat itu saja. Tapi jika kita beri keterampilan, kemudian modal dengan bunga kecil itu bisa membuatnya cari makan lebih dari satu hari.

Memang sih butuh tekad, waktu dan keikhlasan untuk memberdayakan mereka yang lemah. Lemah semangat, lemah finansial, lemah secara hukum, menjadi anggota masyarakat kelas dua, yang terpinggirkan. Tapi siapa yang akan membantu mereka jika bukan kita? Tak perlu selalu mengharap bantuan pemerintah. Meski tak berprasangka buruk pada para pemimpin dan politikus yang menyusun kebijakan, tapi kebanyakan program yang mereka buat tak menyentuh kelompok marjinal ini.

Siapkah anda, maukah anda?

Salam..

No comments:

Post a Comment