Wednesday 14 September 2016

Jangan Menyerah Sama Umur

Umur itu hanya deretan angka-angka.


Ya, umur hanya deretan angka-angka yang terus berubah setiap tahun. Adalah menjadi kebiasaan untuk membuat pesta saat ulang tahun tiba. Apa yang dirayakan? Bertambahnya umur dan (harusnya) bertambahnya kedewasaan. Dengan diiringi kado, kue, lilin dan perangkat khas pesta ulang tahun pada umumnya, perayaannya menjadi begitu spesial. Banyak yang tak segan-segan merogoh kocek dalam-dalam untuk menghasilkan pesta ulang tahun yang berkesan.

Tapi seiiring bertambahnya umur adalah fakta yang tak terbantahkan jika kemampuan sebagai manusia pun menurun. Bagi yang tadi penglihatannya normal, seiring dengan pertambahan umur dan tubuh yang makin menua, mata mulai menunjukkan masalah, penglihatan menjadi rabun bahkan penyakit katarak pun mulai menyapa. Pendengaran mulai berkurang. Gigi mulai tanggal satu demi satu. Belum lagi encok yang mulai menyerang. Ya.. bertambah umur, nikmat kesehatan pun mulai menurun.. Bukan karena Tuhan gak sayang, justru karena Tuhan sayang sama kita. Tuhan pengen kita tau bahwa hidup ini hanya fana, kehidupan abadi hanya ada di alam sana. Seiiring dengan semakin menuanya tubuh dan berkurangnya kekuatan fisik, sudah kah kita mempersiapkannya? Mata rabun, encok dan kelemahan fisik adalah cara Tuhan mengingatkan kita akan datangnya hari itu, hari kematian kita.. Ulang tahun yang kita anggap sebagai pertambahan umur pada dasarnya adalah pengurangan umur, karena semakin mendekatkan kita ke kematian?

Lalu haruskah menyerah dengan keadaan tubuh dan usia yang terus menanjak lanjut? Gak perlu melakukan apa-apa, hanya menunggu kapan kematian tiba?




Apa Kata Quotes?


I DON'T BELIEVE IN AGE
(Saya gak percaya umur)

I BELIEVE INI ENERGY
(Saya percaya pada energi)

DON'T LET AGE DICTATE
(Jangan biarkan umur mendikte)

WHAT YOU CAN DO AND CAN NOT DO
(apa yang bisa dan tak bisa kamu lakukan)


Percayalah pada energi.


Quotes di atas intinya memberi semangat agar jangan membiarkan umur yang terus menanjak, tubuh yang mulai melemah menentukan apa yang bisa dan tak bisa kita lakukan. Umur itu sekali lagi hanya deretan angka yang kita lekatkan pada diri tapi tak menentukan siapa diri kita yang sebenarnya. 

Yang menentukan diri kita adalah apa yang kita lakukan, seberapa manfaat kah kita dalam hidup yang singkat ini? Jangan biarkan usia tua membuat kita kehabisan akal, membuat kita menyerah dengan mengkambing hitamkan umur. Tak ada kata terlambat untuk memulai menjadi orang yang berguna. Tak ada kata tua untuk mulai dan terus berbuat baik. Karena sesungguhnya kita punya sesuatu yang sangat besar dalam diri, yaitu spirit, motivasi, semangat yang menjadi energi luar biasa dan motor penggerak untuk melakukan sesuatu.

Menjadi tua itu sudah hukum alam. Semua orang pasti akan menjadi tua dan mati. Tapi di usia senja, kita bisa memutuskan apakah harus pasif, tak berbuat apa-apa, hanya menunggu jemputan kematian, ataukah tetap aktif dan tak menyerah oleh umur?

Mungkin saja kita merasa jadi laskar tak berguna karena sudah pensiun. Tanda tangan sudah tak laku, pengaruh pun sudah tak punya. Jangan salah, pensiunan pun bisa bermanfaat, jika uang pensiunnya digunakan sebaik-baiknya untuk membantu sesama manusia. Bermanfaat jika tenaganya yang terbatas digunakan untuk memberdayakan sesama manusia. Jika punya ilmu, bagikan pada yang muda. Jika punya harta bagikan pada yang tak berpunya. Jika berlimpah perhatian bagikan pada mereka yang kekurangan cinta dan kasih sayang..

Justru aktif berbuat kebaikan bisa memperpanjang umur dan menghindarkan pikun. Sesuatu yang tak digunakan nantinya kita akan kehilangannya. Tubuh lemah dan usia tua tak menjadi alasan untuk berhenti. Teruslah menjadi berguna dan bermanfaat pada sesama. Karena hanya amal kebaikan lah yang akan kita bawa menghadap Sang Pencipta dan amal kebaikan itu pula yang akan terus di kenang oleh mereka yang merasakan manfaat atas keberadaan kita.

Jangan menyerah sama umur, karena umur tak bisa mencelakakan kita, pilihan hiduplah yang mendefinisikan siapa diri kita yang sebenarnya. Apakah umur itu benar kita manfaatkan? Apa betul kita bermanfaat bagi sesama sampai usia lanjut dan maut menjemput? Atau mulai dari kecil sampai tua kita menjadi beban orang lain dan mati kemudian dilupakan?

Pilihan ada di tangan anda..

Salam..

No comments:

Post a Comment