Friday 22 July 2016

Proses Menyembuhkan Hati yang Luka Bukan Berarti Gak Sakit

Sakitnya tuh di sini!


Mungkin bagi kamu yang terluka akan perilaku orang lain, bukan perkara mudah untuk menghilangkan sakit dan dendam dalam hati. Luka hati adalah luka yang susah disembuhkan. Jika luka fisik hanya butuh obat dan pembalut untuk menyembuhkannya, luka hati tidaklah demikian. 

Jika hati yang sakit, maka hati itu sendiri yang harus menyembuhkannya. Jika hati menolak untuk sembuh, maka hati itu akan terus teruka sampai kapanpun. Jika hati ingin sembuh dalam sekejap akan sembuh. Karena sakitnya tuh di sini...



Apa kata Quotes?


HEALING DOESN'T MEAN 
Proses penyembuhan hati yang luka

THE DAMAGE NEVER EXISTED
bukan berarti kesakitan itu tak ada

IT MEANS THE DAMAGE
tapi penyembuhan berarti kesakitan

NO LONGER CONTROLS OUR LIVES
tak lagi kita biarkan untuk mengontrol hidup kita

Jangan biarkan rasa sakit mengontrolmu.


Rasa sakit adalah bagian dari pengalaman hidup yang tak mengenakkan. Kita harus mengalaminya agar hidup kita tetap seimbang. Jika hidup senang terus kita takkan pernah tahu bagaimana  rasanya sakit. Itu sebabnya Tuhan menyeimbangkan hidup kita dengan memberi rasa sakit dan rasa senang silih berganti.

Saat cobaan datang mendera, kita merasa hancur berkeping-keping. Kita seolah dihancurkan dan dikalahkan oleh keadaan. Lingkungan yang tak mendukung, teman-teman yang berkhianat, keluarga yang meninggalkan dan tak kembali membuat jejak luka di hati kita, berdarah dan terus mengucur, meninggalkan bekas luka hati yang dalam.

Kita sakit hati dan sakitnya tak terbantahkan adanya. Tapi di satu sisi otak mengisi kesadaran kita. Apakah akan terus memelihara lara hati atau menyembuhkannya dengan maaf? Memaafkan memang gampang-gampang susah. Gampang mengucapkannya, tapi susah melakukannya. Karena sudah terlanjur sakit.
Sakit itu membuat kita jadi pribadi pemarah, baper dan sensitif. Rasa sakit telah mengubah kepribadian kita menjadi orang yang menyebalkan. Bisa jadi kita juga menyakiti orang-orang di sekitar kita. Tanpa disadari kita berubah menjadi orang yang kita benci.
Apa guna terus memendam dendam? Kita harus menyembuhkan luka hati dengan memaafkan. Memaafkan bukan berarti kita gak sakit tapi kita tak membiarkan rasa sakit itu mengontrol kita.  Memaafkan bukan berarti kita pasrah disakiti tapi karena kita merasa jauh lebih baik setelah memaafkan.

Kitalah penguasa tunggal diri kita, bukan orang lain. Jangan biarkan sikap orang lain mengontrol emosi kita. Karena kitalah yang mengontrol pengaruh lingkungan pada diri bukan sebaliknya. Sakit hati boleh tapi jangan kelamaan dan jangan biarkan sakit itu yang mengontrol tindakan kita. Karena kita jauh lebih baik dari apa yang terlihat.

Salam..

No comments:

Post a Comment